ARVINTA CITRA MEDIA Guesthouse, Homestay, Kost

Senin, 19 Maret 2018

Ngekos atau Asrama? Cek Kelebihan dan Kekurangannya

Buat para mahasiswa rantau atau yang baru mau merantau, pasti pernah deh merasakan kebingungan harus memilih akomodasi apa selama kalian menimba ilmu di perantauan. Beruntung kalau kebetulan punya kerabat yang bermukim dekat kampus. Tapi gimana dengan mereka yang sama sekali nggak punya saudara yang tinggal di sekitar kampus?

Nah, ada dua opsi, nih, yang bisa kamu pertimbangkan: tinggal di asrama atau kos. Apa sih, beda antara keduanya?

ASRAMA MAHASISWA


Akomodasi yang satu ini merupakan fasilitas milik universitas yang khusus disediakan untuk para mahasiswa. Kalau kamu mengambil pendidikan tinggi di sekolah kedinasan, tinggal di asrama adalah sebuah kewajiban. Ada juga perguruan tinggi non-kedinasan yang memiliki asrama, meskipun mahasiswanya nggak wajib tinggal di situ.

Trus, apa sih kelebihan tinggal di asrama jika dibandingkan dengan akomodasi lainnya seperti kos-kosan?

1. Harga sewa yang murah. Karena statusnya adalah milik kampus, maka nggak heran kalau harga sewa per bulan di asrama jauh lebih murah daripada kosan. Range-nya berkisar dari Rp250,000 – Rp1,000,000 per bulan, tergantung kampus dan fasilitasnya.

2. Ngomongin fasilitas, asrama mahasiswa memiliki  nggak kalah lho dengan kosan maupun apartemen. Dapur, kamar mandi, kantin, ruang belajar, ruang tamu, ruang rekreasi, hingga tempat ibadah merupakan sebagian dari fasilitas yang umum ada di tiap asrama. Bahkan ada beberapa asrama yang juga menyediakan jasa laundry, minimarket, ATM, ruang olahraga, tempat fotokopi dan internet sampai minimarket. Lengkap banget ‘kan?

3. Jaraknya dekat dengan kampus. Nggak perlu naik ojek atau angkot; kalau kamu tinggal di asrama, kamu cuma perlu jalan kaki untuk ngampus setiap harinya. Lumayan ‘kan, ongkos transport-mu jadi bisa ditabung deh buat hal-hal berfaedah lainnya kayak beli buku atau travelling.

4. Tinggal di asrama bisa membantu kamu untuk lebih mudah beradaptasi dan dapet banyak teman baru dari berbagai daerah lho, sob! Apalagi ada kamar-kamar yang diisi 2 sampai 4 orang. Kamu pasti bakal banyak dapet cerita dan pengalaman seru dari orang-orang dengan background yang berbeda denganmu.

Nah, meski tinggal di asrama punya banyak kelebihan tapi ternyata ada juga lho kekurangan-kekurangannya, seperti...

1. Tinggal di asrama berarti harus siap mematuhi peraturan-peraturan ketat yang udah ditetapkan oleh pengurus asrama. Jangan harap kamu bisa sering-sering pulang malam atau boros dalam menggunakan listrik, salah-salah kamu malah bisa kena penalti lho.

2. Asrama memang memiliki fasilitas yang cukup lengkap, tapi kebanyakan fasilitas tersebut merupakan fasilitas umum. Dapur atau kamar mandi misalnya, dua fasilitas itu biasanya dipakai bareng-bareng dengan penghuni lainnya. Kebayang ‘kan gimana ngeselinnya kalau kamu dapet temen yang jorok dan nggak peduli kebersihan? Belum lagi soal sistem kamar yang diisi lebih dari 1 orang, mau nggak mau privasi pasti jadi hal yang harus kamu korbankan.

3. Ada beberapa asrama yang hanya memperbolehkan mahasiswanya tinggal untuk 1 tahun pertama kuliah. Setelah itu, mereka mau nggak mau harus ‘hengkang’ dan mencari tempat kosan sendiri. Hal ini dikarenakan kamar yang digunakan akan diprioritaskan untuk mahasiswa baru angkatan berikutnya.

4. Satu lagi nih poin yang jadi kekurangan tinggal di asrama, yaitu terbatasnya kesempatan untuk berkunjung. Umumnya asrama punya kebijakan yang membatasi jumlah kunjungan untuk penghuninya. Jadi, kalau orangtua kamu kebetulan lagi mampir dan ingin melepas kangen, kamu nggak bakal bisa lama-lama bertemu mereka di asrama.

KOS




Sama seperti asrama, indekos atau kosan juga merupakan akomodasi untuk mahasiswa dengan sistem sewa kamar per bulan. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah dari status kepemilikan. Asrama merupakan milik pihak universitas, maka kosan merupakan milik perorangan yang disewakan nggak hanya kepada mahasiswa tapi juga masyarakat umum.

Trus, apa aja sih kelebihan tinggal di kos-kosan jika dibanding dengan asrama?

1. Tinggal di kosan nggak mengharuskan kamu untuk berbagi kamar dengan orang lain. Ini artinya, privasi kamu nggak bakalan terganggu sob. Kamu juga nggak perlu berbagi fasilitas seperti kamar mandi dengan orang lain yang belum tentu punya tingkat kebersihan yang sama denganmu.

2. Biasanya, peraturan yang ada di kosan lebih longgar daripada asrama. Paling banter kamu cuma harus mematuhi aturan soal jam malam dan pengunjung (biasanya tamu lawan jenis dilarang masuk ke area kamar). Meski begitu, ada banyak kosan yang nggak punya aturan longgar, jadi kamu nggak perlu khawatir deh bakal dikunciin kalau suatu hari kamu pulang malam habis ngampus.

3. Ngekos nggak ada batas waktunya, sob! Kamu bisa aja tinggal di kosan bahkan sampai kamu lulus kuliah dan bekerja. Syaratnya cuma satu: nggak nunggak sewa per bulan. Hehehe.

4. Nah karena kosan biasanya nggak cuma dihuni oleh mahasiswa, networking kamu pun bisa jadi lebih luas. Kamu bisa banget nih kenalan dan sharing pengalaman dengan kakak-kakak satu kosan yang udah kerja. Siapa tau kamu bisa dapet lowongan magang dari tempat kerjanya.

Ada kelebihan, pasti ada kekurangannya, dong. Apa aja, ya, kira-kira kekurangannya kalau kamu ngekos?

1. Harganya pasti lebih mahal dari asrama. Kalau range harga asrama paling murah adalah Rp250,000 per bulan, maka range harga kosan bisa dimulai dari Rp350,000 bahkan Rp500,000 untuk jenis yang paling murah. Semakin lengkap fasilitasnya dan semakin strategis tempatnya, harganya pun akan semakin mahal. Di kota-kota besar seperti Jakarta, harga kosan dengan fasilitas yang lengkap bisa mencapai Rp1,500,000 - Rp2,000,000 per bulan.

2. Nggak semua kosan berada dekat dengan area kampus. Terkadang meski udah ngekos, kamu tetap harus mengeluarkan uang lagi untuk ongkos transport sehari-hari. Kalau nggak pinter-pinter mengaturnya, ini bisa bikin pengeluaranmu jadi bengkak lho!

3. Kalau dibandingkan dengan asrama, kosan juga cenderung memiliki keamanan yang lebih rendah nih, sob. Nggak semua kosan memiliki sistem keamanan yang baik. Jadi, sebisa mungkin kamu harus pintar-pintar menjaga semua barang milikmu ya!
(Sumber gambar: culver.org, http://kosmadiun.blogspot.co.id/,http//www.akbidprimahusada.ac.id)

Minggu, 25 Februari 2018

10 Tips Jitu Mengatasi Kangen Rumah Saat Ngekos dan Merantau



Salah satu takdir anak kos dan rantau adalah sering galau gara-gara kangen rumah. Kangeeen banget... Hiks!
Homesick alias kangen sama rumah memang mustahil dihilangin, sob. Tapi homesick bisa dihadapi,  kok, supaya kamu nggak galau melulu dan jadi kembali semangat. Caranya?

1. Cari kesibukan. Kalau kamu punya banyak waktu kosong yang nggak jelas, otomatis kamu jadi sering bengong. Ujung-ujungnya kamu jadi mikirin rumah, trus galau.Sebaliknya, kalau kamu punya banyak kesibukan, pikiran kamu jadi teralihkan ke hal-hal lain, sehingga kamu nggak sempet merasakan homesick berlebihan.Kesibukannya bisa macam-macam, kok, seperti misalnya kesibukan di bidang akademis, ikutan UKM di kampus, ikutan proyek sosial, sibuk beberes kosan, rutin olahraga, bikin usaha sampingan, sampai sibuk nyari jodoh #eh!

2. Hindari aktivitas yang malah membuat kamu tambah homesick, seperti misalnya mendengarkan lagu Adele saat hujan, sambil makan mie instan rasa rendang, sembari mengingat-ingat rendang buatan bundo di kampuang nan jauh di mato.  

3. Kontak rumah secara berkala, tetap boleh, kok. Apalagi ‘kan sekarang sarana komunikasi udah macam-macam dan praktis. Bisa kontak lewat telepon, instant messaging atau video call. Lumayan, buat mengobati rasa kangen.Bayangin, deh, nasib mahasiswa rantau zaman dulu. Kala kangen rumah, mereka harus kirim surat via kantor pos yang sampainya berhari-hari.

4. Bergaul dan berbaur dengan teman-teman di daerah tempat tinggalmu yang sekarang. Mengenal dan akrab dengan orang lokal akan bikin kamu lebih mudah beradaptasi dan merasa betah.

5. Jalan-jalan ke destinasi menarik di tempatmu yang baru. Misalnya, kalau daerah rantaumu terkenal dengan museum atau pantainya, coba, deh, jalan-jalan ke sana. Atau kalau kamu suka ngopi, silahkan hunting tempat-tempat ngopi yang enak di sekitar tempat tinggalmu.

6. Jalin hubungan dengan komunitas orang-orang “sekampung halaman” yang tinggal di sana. Misalnya, jalin hubungan dengan para anggota Persatuan Pelajar Indonesia, kalau kamu berkuliah di luar negeri. Selain bisa berbagi nasib sepenanggungan, mereka juga bisa mengajak kamu ikutan berbagai kegiatan menarik (misalnya, kegiatan 17 Agustusan), serta memberikan kamu macam-macam info bermanfaat (misalnya, info promo tiket buat mudik).

7. Kunjungi restoran yang menjual makanan khas daerah asalmu sebagai salah satu cara mengobati rasa kangen rumah. Perut kenyang, galau pun hilang! #prinsip.

8. Belajar mengurus kebutuhanmu sendiri. Mulai dari cuci pakaian, masak, sampai bersih-bersih. Soalnya terkadang perasaan homesick muncul karena kamu terbiasa "dimanja" saat masih tinggal di rumah. Kalau benar begitu, wajar kalau kamu  bete saat awal-awal tinggal di rantau!

9. Nikmati me-time. Sisi positif dari merantau atau ngekos adalah kamu bisa menikmati me-time serta ruang pribadimu sendiri. Dinikmatin aja, sob, daripada disedihin.
Anggap aja kamar kosanmu sebagai apartemen atau penthouse pribadi. Walaupun mungkin penthouse-nya versi mini dan sangat sederhana (menjurus prihatin) sekali.

10. Dekatkan diri kepada Tuhan, karena bisa bikin hati dan perasaanmu lebih tenang dan terarah. Jangan sampai kamu malah mendekatkan diri kepada pacar orang. Bisa berabe!
(sumber : youthmanual)

Minggu, 11 Februari 2018

7 Hal Penting Jika Kamu Masih Bingung Cari Kosan


Jika pada artikel yang lalu berisikan tentang skill apa aja yang harus kamu miliki saat merantau, entah untuk urusan kuliah atau bekerja maka kali ini akan dibahas tentang tempat tinggal. Saat memutuskan jadi perantau, hal yang ada di benakmu adalah tempat tinggal a.k.a kost. Tentunya kamu akan mencari yang aman, nyaman, dan tenteram. Karena itu, demi mendukung terealisasinya keinginanmu, berikut adalah hal yang harus diperhatikan saat mencari tempat kost.
1.       Cari sejak jauh-jauh hari
Cari tempat kost ini susah-susah gampang, cocok-cocokan, macem jodoh dan pdkt. Jadi mesti sabar, nggak boleh terburu-buru, yang pasti jangan mepet waktu dalam mencari kostan. Bukan apa-apa, bisa-bisa kamu malah nggak kebagian. Atau meskipun kebagian ternyata kamu nggak kerasan dan sreg di sana. Kan sayang. Maka dari itu, siapkan 2–3 bulan sebelum kamu pindah. Dengan rentang waktu lumayan lama, kamu bisa survei ke berbagai tempat kostan dan mencari yang paling pas di hati. Dijamin, kamu terhindar dari perasaan menyesal dalam dada. Ah, sedaaap.
2.      Jika terpaksa mepet, pilih yang perbulan
Hah? Maksudnya gimana, deh? Jadi gini, ceritanya kamu masih di luar kota, tidak punya kenalan di tempat tujuan kost dan nggak bisa cari kostan dari jauh-jauh hari sehingga terpaksa h-1 atau pas hari H-nya baru nyari. Nah, carinya yang perbulan atau 3 bulanan aja. Jangan nekat ambil yang setahun. Kenapa? Supaya kamu tidak rugi terlalu banyak jika ternyata setelah tinggal di sana, kamu tidak merasa nyaman dan memutuskan untuk pindah.
3.      Jika bawa kendaraan cari kost yang agak jauh
Ceritanya kamu dibekali dengan kendaraan dari orangtua di rumah. Dengan kondisi seperti ini kamu harus memanfaatkannya dengan mencari kost yang agak jauh dari tempatmu kuliah atau kerja. Misalnya di daerah pinggiran kota. Karena kamu akan mendapatkan tempat nyaman dan aman dengan fasilitas serupa, tapi berharga lebih murah. Jauh sedikit tidak apa, kamu kan punya kendaraan. Jika kamu berhasil mendapatkan tempat nyaman dengan harga murah, keadaan ini akan berimbas kepada uang sakumu yang akan tersisa lebih banyak.
4.      Cari kost dengan fasilitas lengkap
Kamu pendatang dari pulau seberang? Carilah kost dengan fasilitas lengkap. Hal ini akan memudahkanmu sehingga kamu ngga perlu repot membawa dan membeli barang-barang yang seenggaknya susah kamu angkut kembali saat pindahan nanti. Nggak mungkin, dong, kamu bawa lemari pake ekspedisi ke pulau seberang? Meskipun mungkin saja, biaya yang dikeluarkan tentu tak sedikit. Maka dari itu, solusi satu-satunya adalah mencari kost dengan fasilitas lengkap.
5.      Untuk nocturnal hindari tempat kost dengan jam malam
Ini nih yang akrab dengan kost. Jam malam. Peraturannya pun berbeda tiap kost, ada yang menetapkan pukul 20.00, 21.00, 22.00, atau bahkan bebas. Buat kamu yang aktif dari siang sampai malam tentu akan keberatan dengan hal ini. Sebagai aktivis yang sering kali rapat, mahasiswa yang part time sore hingga malam, atau yang mendadak dapat kelas tambahan dan mengerjakan tugas, tentu bakalan bete tak tentu arah saat capek-capek pulang, menemukan gerbang kost terkunci rapat. Belum lagi proses interogasi dari pemilik kost yang memakan waktu. Solusinya adalah, cari kost dengan jam malam fleksibel.

Rabu, 07 Februari 2018

Hidup Anak Kost: 9 Tips dan Pelajaran Nge-kost




Dinamika hidup sebagai anak kost sangat menarik untuk ditelusuri dan didokumentasikan. Banyak kisah yang bisa diceritakan, misalnya pengalaman mencari tempat kost, mendesain dan melengkapi kamar kost supaya nyaman, beradaptasi menjadi anak kost yang jauh dari orang tua, strategi bertahan sebagai anak kost hingga manfaat yang dirasakan sebagai anak kost. Bermula dari pemikiran di atas, sebagai anak kost selama kurang lebih 10 tahun yang tinggal di 4 tempat yang berbeda; Salatiga, Denpasar, Jakarta dan Groningen; saya ingin membagikan cerita dan kisah dari pengalaman pribadi sejak pertama kali menjadi anak kost di pertengahan tahun 2003 hingga sekarang. Pengalaman-pengalaman yang ditulis ini sekiranya bisa bermanfaat, terutama bagi mereka yang akan/ingin/sedang hidup sebagai anak kost yang jauh dari orang tua

Persiapan mental - Persiapan mental menjelang nge-kost itu sangat penting sebab akan mengalami bagaimana rasanya tinggal jauh dari orang orang tua. Ketika masih tinggal bersama orang tua, biasanya segala sesuatu sudah disiapkan dan tersedia, misalnya dalam hal makanan atau fasilitas-fasilitas rumah lainnya. Namun, pada hari pertama nge-kost dan seterusnya, segala sesuatu harus dilakukan sendiri. Oleh sebab itu, sebelum nge-kost ada baiknya sudah mulai melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah secara mandiri.

Memilih tempat kost - Lokasi tempat kost dan lingkungan akan pada banyak banyak hal. Oleh sebab itu, pikirkan baik-baik ketika memilih tempat kost. Jauh-jauh sebelumnya, sebaiknya meminta rekomendasi dari teman/kerabat di kota yang dituju. Kalau di luar negeri, gabung di milis atau grup pelajar yang bisa memberikan banyak info tentang kost/tempat tinggal. Jika memungkinkan, lakukan kunjungan ke tempat-tempat kost yang direkomendasikan untuk melihat situasi tempat kost, kamar yang hendak ditempati, pemilik dan penghuni kost, lingkungan dan masyarakatnya, termasuk fasilitas-fasilitas transportasi yang relatif dekat dengan sekolah/kampus/kantor dan warung/toko-toko yang terdekat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Menata dan melengkapi kamar kost - Di manapun berada, kenyamanan tempat tinggal penting. Oleh sebab itu, bagian menata dan melengkapi kamar kost sangat penting agar bisa betah nge-kost.Ada tempat kost-kostan yang sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas dasar, misalnya kasur dan meja belajar; ada pula yang hanya kamar saja. Maka itu, jika sudah menentukan pilihan tempat kost, segera catat barang-barang apa saja yang perlu dimiliki. Ada orang tua yang rela mengantarkan pindahan barang dari rumah, namun banyak pula yang harus mencari sendiri barang-barang perlengkapan kamar. Untuk itu, perhatikan anggaran yang dimiliki. Tidak harus membeli barang baru, banyak kakak angkatan/tetangga kost yang hendak mau pindah bisa didekati lantas membeli barang-barangnya. Jika di Groningen, bisa mencari di second hand shops dengan kualitas yang masih bagus tetapi harganya murah.

Belajar Berpikir dan Berprioritas - Karena harus mengatur segala sesuatunya, nge-kost menjadi tempat belajar berpikir dan mengatur hidup. Karena tinggal jauh dari orang tua, mereka yang nge-kost mau tidak mau harus berpikir bagaimana agar hidup terus berjalan secara normal. Mereka perlu berpikir mengatur keuangan yang terbatas, namun kebutuhan dan keinginan yang tan batas. Maka itu, mereka perlu membuat skala prioritas berdasarkan tingkat kebutuhan dan kepentingan, termasuk menyisihkan uang sebagai tabungan. Ketika harus menyusun rencana seperti itu, maka secara tidak langsung kita banyak belajar dan merasakan bagaimana orang tua mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan pelajaran tersebut, akan bermanfaat untuk masa depan ketika berkeluarga nanti.

Belajar mandiri - Selain dalam hal keuangan, nge-kost juga menjadi media belajar hidup mandiri. Jika sedari kecil banyak tergantung dengan peran orang tua, maka ketika nge-kost, segala sesuatu harus mulai dikerjakan sendiri,misalnya memasak, mencuci baju, membersihkan kamar, bangun pagi untuk ke sekolah/kuliah/bekerja. Mungkin sekarang banyak jasa-jasa yang dibuka untuk menyasar para penghuni indekosan; misal laundry kiloan, katering etc; namun sekali lagi berpulang ke masing-masing individu bagaimana skala prioritas mengatur finansial dan waktu sehingga hidup di indekosan bisa berjalan dengan normal dan nyaman.

Konsekuen pada pilihan - Pada titik tertentu, saya seringkali merasakan sangat berat hidup jauh dari orang tua, apalagi ketika jatuh sakit. Segala sesuatu harus dirasakan, dipikirkan dan dikerjakan sendiri, tanpa ada keluarga. Baru bangun tidur sudah berpikir banyak hal, sementara ketika berada di rumah, segala sesuatu sudah tersedia. Namun, saya banyak belajar supaya saya konsekuen dengan pilihan untuk hidup nge-kost. Itu sudah menjadi pilihan saya, berarti saya harus menghadapi konsekuensi atas pilihan tersebut. Saya harus rela kehilangan kesempatan mencicipi masakan Emak, kehilangan kebersamaan dengan keluarga dan sebagainya. Namun, saya percaya kalau saya akan mendapat banyak pelajaran hidup dari pilihan saya itu.

Konsultasi dengan Orang Tua - Meskipunhidup di indekosan, ingin belajar hidup mandiri, namun bukan berarti putus kontak dan tidak bergantung pada orang tua. Sebaiknya, secara rutin tetap menghubungi dan mengirim pesan ke orang tua. Bagaimanapun, sebagai orang tua, pasti mereka tetap memiliki rasa khawatir pada anak-anaknya meskipun mereka sudah dewasa. Dengan berkirim pesan singkat, BBM, telepon dan dengan metode lainnya, orang tua akan merasa tenang mendengar kabar anak-anaknya yang sedang berada di luar kota. Selain itu, tidak ada salahnya juga bertanya dan berkonsultasi ke orang tua tentang segala sesuatu yang dihadapi dan menjadi kendala selama hidup nge-kost.

Bersosialisasi dengan Pemilik Kost, Warga Kost dan Masyarakat Sekitar - Agar tidak kesepian, upayakan bersosialisasi dan bergaul dengan teman-teman kost yang lain, pemilik kost bahkan dengan warga sekitar. Buat acara-acara bersama seperti piknik, belanja, masak bersama untuk menciptakan rasa kebersamaan. Jika pemilik kost menempati rumah yang sama, sering bantu kalau pemilik kost memerlukan bantuan. Siapa tahu akan seperti teman saya yang menjadi pacar anak perempuan pemilik kost dan menikmati fasilitas berbeda dengan penghuni kost yang lain. Selain itu, penting juga bergaul dengan lingkungan warga sekitar. Kalau menurut pepatah Jawa, "Pager mangkok luwih kenceng tinimbang pager tembok" yaitu hidup bergaul dan bersosialisasi dengan tetangga dan warga sekitar akan menimbulkan rasa aman. Kalau misalkan kita sering menolong orang lain, maka kita pasti akan ditolong manakala membutuhkan. Contoh kongkritnya, ikut kerja bakti warga. Selain akan lebih guyub rukun dengan warga, juga akan ada kesempatan mendapatkan konsumsi gratis. Yang terpenting bisa mengatur waktu.

Kontak Penting - Karena jauh dari keluarga, berikan kontak penting keluarga dan orang yang dipercaya di tempat indekosan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan atau berita-berita penting lainnya. Hal ini juga diperlukan untuk mengantisipasi kejahatan/penipuan yang seringkali menyasar orang-orang nge-kost dengan menipu bahwa keluarga mengalami kecelakaan dan membutuhkan uang. Selain itu, jika bepergian ke tempat lain, beritahu keluarga dan orang-orang terdekat, misalnya kota yang dituju dan dengan siapa saja, supaya jika ada sesuatu hal bisa dapat ditelusuri.

Itulah tips dan pelajaran nge-kost dari saya. Oya jangan lupa lapor RT/RW di lokasi kost ya supaya tidak ada masalah dan aman dalam hal administrasi. Yang penting juga tetap waspada, terutama dengan keamanan barang-barang di kamar. Waspadai setiap orang yang keluar masuk ke lingkungan kost dan jangan pernah lupa mengunci kamar.

Kalau sudah selesai nge-kost pasti akan merasa kangen dengan pengalaman-pengalaman yang sudah terlewati. Meskipun dijalani terasa berat, namun dalam beberapa waktu kemudian, semuanya terlihat normal dan lancar-lancar saja, bahkan ngangeni. Semoga bermanfaat ya. Sekian!


Minggu, 15 Oktober 2017

25 Pengalaman Lumrah yang Cuma Bisa Dipahami Oleh Anak Kost

Tinggal sendiri dan jauh dari orang tua, kehidupan anak-anak kos memang selalu menarik untuk dibahas. Kebiasaan makan mie instan, ‘ngutang’ ketika menjelang akhir bulan, sedih karena kangen rumah — ada-ada saja cerita unik seputar ‘spesies’ yang satu ini. Hehehehe…

Nah, buat para anak kost, mantan anak kost, atau yang punya rencana nge-kost, simak disini yuk suka dukanya tinggal sendirian dan jauh dari rumah!

1. Ketika ‘sah’ jadi anak kost, yang pertama kali kamu rasakan adalah…
Ternyata, kamu udah menunggu selama bertahun-tahun hingga saat ini tiba. Berharap bisa kuliah atau kerja di luar kota cuma supaya bisa tinggal sendiri dan hidup BEBAS!

Menurut kamu, BEBAS berarti…
2. Bisa pulang malem, tanpa ada orang tua yang cerewet
Ketika asik nongkrong di cafe dan air muka temanmu seketika berubah ‘kecut’…

Kamu: “Kenape muke lo? Kok jadi asem gitu?”

Temen: “Emak gw nih SMS, nyuruh pulang. Udah malem katanya.”

Kamu: “Ah, elah! Baru juga jam 10! Kuntilanak belom pada keluar jam segini!”

Kamu yang mengekost sudah nggak nyambung lagi dengan kehidupan mereka yang masih hidup bersama orang tua. Buatmu, mau pergi keluar jam berapa dan pulang jam berapa, terserah. Asal nggak dikunciin bapak/ibu kost aja sih, hehehe…

3. Bebas dari segala macam kerjaan rumah (baca: bisa malas-malasan)
Jam 6: “Kak, bangun. Anterin adikmu ke sekolah!”

Jam 8: (baru buka pintu rumah sepulang mengantar adik) “Mas, halaman depan tolong disapuin, ya!”

Jam 11: “Duh, gula sama teh udah habis, anterin Mama belanja, yuk!”

Jam 1: “Kak, jemput adik!”

Jam 3: “Ambil laundry!”

Jam 4: “Ke bengkel!”

Jam 7: “Beli galon!”

…dan penderitaanmu baru berakhir setelah semua anggota keluargamu tidur!

4. Bebas dari drama pertengkaran dengan kakak atau adik
 Kakakmu suka nyuruh-nyuruh sedangkan adikmu manja banget. Ketika tinggal serumah bareng, kamu sering banget bertengkar sama mereka. Ketika akhirnya bisa tinggal sendiri, kamu merasa ‘bahagia itu sederhana’.

5. Nggak ada lagi yang komplain tentang kamarmu selow aja
Jadi, sprei udah 2 bulan nggak dicuci, selimut 4 bulan, dan gorden kira-kira udah setaun. Siapa yang komplain? NGGAK ADA!

6. Mau bangun jam berapa? TERSERAH!
      – Kuliah jam 9 berarti bangun jam 8.45 (15 menit buat cuci muka sama gosok gigi)

– Kerja jam 7 berarti bangun jam 6.30 (30 menit buat mandi, sarapan, touch up dikit)

– Libur atau weekend berarti bisa puas tidur (bangun jam 12 siang pas lagi laper-lapernya atau nggak usah bangun-bangun sekalian!)

Sementara, peraturan di rumahmu:

1. Jam 6 pagi SEMUA anggota keluarga udah harus bangun dan beraktivitas

2. Khusus buat anak perawan, kudu bangun jam 5 pagi buat bantu-bantu ibu di dapur

#kemudian bengong dan mempertanyakan hubungannya keperawanan dan bangun pagi

7. Mau makan apa? Suka-suka…
– pagi sarapan bubur

– siang makan mie ayam

– sore ngemil siomay

– malem bakmi Jawa

Emang kalau di rumah, gimana?

Jadi, ibu biasa masak pagi-pagi. Menunya: sayur asem, tempe, tahu, dan telur. Nah, menu ini bisa bertahan dari sarapan sampai makan malam. Kembung sayur asem deh, kamu!

8. Mau pergi kemana? Langsung cabut!
Setiap rumah punya peraturannya masing-masing, termasuk rumahmu. Ketika akan pergi, kamu tentu wajib pamit ke orang tuamu. Tapi, orang tua emang cenderung protektif. Kamu nggak bisa keluar rumah begitu saja, tanpa bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:

“Mau kemana?”

“Ngapain?”

“Sama siapa?”

“Pulang jam berapa?”

Ketika jadi anak kost, semua pertanyaan itu M-A-S-A L-A-L-U!

9. Menurutmu, anak kost itu nggak banyak mikir. Hidupnya hanya menyisakan kata SELOW…

10. Yang pasti, banyak temen yang akan sering main ke kost-mu. Kamu nggak akan kesepian
      Yang namanya anak kost emang paling doyan kumpul. Dari mulai ngerjain tugas, nonton film 
      atau drama bareng sambil ngemil, sampai kumpul-kumpul yang nggak ada faedahnya juga sering. Hehehehe…

Tapi, realitanya nggak sesederhana itu…


11. Penderitaanmu dimulai ketika punya bapak atau ibu kost yang rese’!
– lupa matiin kran kamar mandi -> ngomel

– parkir motor nggak rapi -> ngomel

– bayar kost telat sehari -> ngomel

“Permisi, Bapak sama Ibu, tau manfaat buah mengkudu? Wah, nggak tau, ya?”

“OBAT DARAH TINGGI!!!!”

12. Ketika temen kost-mu juga nggak kalah rese’, ekspresimu adalah…
Datang dari berbagai latar belakang keluarga dan budaya, kamu bisa ketemu dengan berbagai jenis temen kost. Mulai dari yang jorok, suka ‘nyetel’ musik dugem sampai jam 3 pagi, sampai yang hobinya gossipin kamu. Iyuuuwwwwwhhhhh…

13. Pernah mikir kalau tinggal jauh dari orang tua itu bebas, ternyata kost-mu justru punya banyak aturan
“Buset, kalau aturannya sepanjang aliran Sungai Nil gini…lebih bebas rumah gw, dong!”

14. Paling males ketika TERPAKSA bersih-bersih kamar kost
“Kalau keadaannya udah kayak gambar di atas, masak nggak dibersihin juga? Sehat, Broh?”

15. Ketika menjelang akhir bulan…
Kamu cuma bisa makan IND*MIE.

Tapi, kamu pernah merasakan makan pizza atau pasta di cafe ketika awal bulan, mulai mlipir ke warung bakso di belakang kampus ketika tengah bulan, dan akhirnya mi instan yang jadi penyelamatmu.

“Mi instan, lagi?”

“Woy, gizi-nya mana woy!”

16. Kamu rela terjebak dalam penderitaan yang tiada akhir karena BERHUTANG!
Setelah foya-foya di awal bulan, biasanya kamu mulai cari-cari sumber dana untuk menyambung hidup alias ‘ngutang’ demi bertahan sampai bulan berikutnya. Sayangnya, bulan baru tetap nggak bisa bikin kamu senyum karena separuh jatah bulananmu udah habis buat bayar hutang di bulan kemarin.

…dan siklus hidupmu yang gagal itu akan terus berulang entah sampai kapan.

17. Yang kamu sebut sebagai harta karun adalah…
“Sabar…sabar…harus bertahan. Hidup itu keras, Jenderal!”
18. Kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi, bikin kamu kangen rumah
Betapa rumah selalu bisa membuatmu nyaman. Kamu selalu bisa makan 3x sehari dengan lauk pauk yang layak, ada camilan, dan ada orang tuamu yang bisa ‘dipalak’ setiap saat ketika kamu pengen jajan atau sekedar isi bensin. Yang pasti, kamu nggak pernah merasa kekurangan ketika di rumahmu.

19. Saking kangennya, kamu pengen banget telepon Ibu…
Tapi, apa daya…

“AKU NGGAK PUNYA PULSAAAAAAA…”

#nangis sambil guling-guling di kamar
20. Rasa kangenmu mencapai level kronis ketika kamu sakit
“Istigfar, Mas! Nyebut…nyebut…”

Lika-liku kehidupan sebagai anak kost membuatmu belajar banyak hal

21. Tentang betapa beruntungnya punya keluarga yang mendukungmu
Ayah, ibu, kakak, adik – merekalah yang selama ini selalu ada untukmu. Tumbuh bersamamu dan membuat hidupmu lebih bermakna. Dari merekalah pulalah kamu belajar mengerti arti kebersamaan dan pentingnya sebuah ikatan keluarga.

22. Perlahan, kamu mengerti betapa pentingnya kemandirian
Predikat sebagai anak kost membuatmu selalu belajar hal baru setiap harinya. Kamu belajar mengatur uang bulananmu, membersihkan kamar, mencuci baju, mengatur waktu, hingga memilih makanan yang murah sekaligus sehat. Banyak hal yang akan menempamu menjadi pribadi yang mandiri.

23. Kamu pun belajar menjadi pribadi yang dewasa
Pada dasarnya, kehidupan anak kost memang terbilang bebas. Tapi, kebebasan tidak menjadikanmu hilang arah dan terjerumus pada hal-hal negatif. Kamu belajar mengendalikan dirimu sendiri – memilih teman yang baik dan menjaga pergaulanmu. Di titik ini kamu bisa berpikir secara rasional dengan mempertimbangkan soal masa depanmu.

24. Tentang bagaimana seharusnya manusia hidup berdampingan
Hidup mandiri dalam sebuah lingkungan sosial membuatmu belajar tentang bagaimana menghargai orang lain. Secara langsung, kamu belajar tentang toleransi – menghargai kepentingan orang lain dan menanggalkan sikap egois. Kamu memahami bahwa manusia tidak akan bisa hidup sendirian.

25. Pada akhirnya, kamu akan bertransformasi menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan hidup selanjutnya
Pengalaman sebagai anak kost menjadikanmu lebih ‘kaya’. Banyak hal baik dan buruk yang bisa dijadikan pelajaran dan bekal bagi dirimu untuk menjejak kehidupan selanjutnya. Kamu percaya bahwa pengalaman adalah guru terbaik!

Setiap momen dalam hidup pasti menyimpan pelajaran baik yang bisa dipetik. Entah lebih banyak suka atau duka yang kamu alami sebagai anak kost, bersyukurlah karena pernah merasakannya. Percaya deh: kalian termasuk orang-orang yang beruntung, lho!

#anak kost#anak muda#indonesia#unik

Rabu, 11 Oktober 2017

Balada Anak Kos: 7 Hal yang Kamu Rasain Saat Pertama Kali Nge-Kos


Ngekos adalah suatu kegiatan yang udah nggak aneh lagi di telinga anak muda Indonesia. Baik itu demi mengejar ilmu, atau mencari peruntungan nafkah di ibukota atau hanya untuk belajar menjadi pribadi yang lebih mandiri karena tinggal jauh dari keluarga, nge-kos selalu jadi solusi yang manusiawi.

Saat kamu sudah menetapkan hati untuk tinggal sendiri di kos-an, kamu kudu siap merasakan perasaan yang campur aduk. Nggak hanya ngomongin perasaan doang, kamu juga bakal ngalaminya yang namanya ribet pindahan serta mengatur ruangan yang kamu tempat supaya kerasa kayak di rumah kamu sendiri. Nah, kalau kamu termasuk orang yang baru pertama kali nge-kos, inilah saatnya kamu berpetualang! Buat kamu yang udah pernah ngerasain yang namanya nge-kos, inilah saatnya bernostalgia ke saat di mana kamu pertama kali nge-kos!

1. Bingung memilih tempat kos-an yang sesuai dengan dompet kamu, tapi juga tetap menjamin kenyamanan kamu.

The struggle is real, apalagi kalau kamu nge-kos di kota besar yang sibuk dan dekat sama kampus atau kantor kamu, harganya bakal ngajak berantem banget. Makanya, kamu kudu pintar-pintar berstrategi buat ngedapetin tempat kos yang nyaman dan terjangkau, entah itu bagi dua sama seorang teman sekamar, atau rela nggak pakai pendingin ruangan kalau kamu tahan.

2. Karena itu, kamu perlu survey dulu.

Dan, proses survey ini sama sekali nggak makan waktu yang singkat. Kamu kudu sabar, jangan langung ambil kamar kos-an pertama yang kamu temui.

3. Mempersiapkan mental kamu jauh dari rumah.

Mungkin kamu berpikir, ah, gitu doang, siapapun bisa! Tapi pada kenyataannya, bertahun-tahun tinggal bersama orang tua dan keluarga di dalam rumah di mana semuanya tersedia bakal bikin pengalaman nge-kos super campur aduk. Ada rasa senang dan excited, tapi kamu kudu waspada sama rasa homesick dan kesepian. Sudah siap?

4. Saat kamu sudah siap dengan kamar kos yang baru dan mental siap tempur, saatnya pindahan!

Daripada poin-poin sebelumnya, poin ini bakal lebih menguji kamu buat membuktikan kesiapan kamu buat hidup mandiri. Kamu bisa memesan jasa layanan pengiriman dan pengantaran macam GO-BOX yang praktis melalui aplikasi GO-JEK. Jasa tenaga angkut barang-barang berat kamu ini bisa bikin kamu pindahan tanpa ngerepotin orang tua kamu mengingat harganya juga relatif terjangkau! Prinsipnya, sekali hidup mandiri, harus totalitas!
5. Kamu jadi bisa mendesain sendiri kamar yang kamu inginkan karena semuanya terserah sama kamu sekarang.

Bayangin, dengan adanya GO-BOX kamu jadi bisa mindahin barang-barang kesayangan kamu dari kamar kamu di rumah atau membeli furnitur baru yang sudah lama kamu impikan buat ditaro di dalam kamar kosan kamu dengan lebih mudah. Tinggal buka aplikasi GO-JEK, pesan layanan GO-BOX dan mobil box GO-BOX siap sedia menjemput barang-barang yang nggak mungkin kamu bawa sendiri. Belum lagi bantuan buat memasukkan barang-barang itu di kamar kamu, kamu cukup duduk minum teh aja deh ngawasin para driver GO-BOX yang membantu mengisi kamar kosan kamu. Tapi untuk penataan ruangan, tetap harus kamu ya yang ngatur, karena nyaman atau ngga nya ruangan kan tergantung kamu.

6. Belajar membangun mental efektif

Sebagai anak baru nge-kos, kamu cenderung masih memiliki pola pikir yang kurang praktis. Kamu terbiasa dengan berpikir panjang dalam mensolusikan suatu masalah, pada saat kamu seharusnya berpikir cepat dan tanggap terhadap segala situasi yang kamu hadapi saat kamu hanya seorang diri di perantauan. Mental ini bakal terbentuk setelah kamu menjalani kehidupan nge-kos selama beberapa lama, jadi kamu nggak perlu khawatir akan kemampuan kamu bertahan melewati segala balada kehidupan anak kos.

Kamu bisa mengawali kemampuan ini dari mencoba mengurus sendiri kepeluan kamu nge-kos. Kalau kamu memakai jasa pengantaran barang macam GO-BOX, kamu bisa belajar berpikir efektif dan menyederhanakan hal-hal yang berpotensi jadi ribet, misalnya dengan memilih satu jenis angkutan dari total empat angkutan yang tersedia di GO-BOX. Mana kira-kira yang bakal memudahkan kamu buat pindahan tanpa harus khawatir sama biaya yang mahal? Selain itu, memilih GO-BOX juga bakal membuat kamu terlatih untuk berpikir efektif dalam waktu singkat dan nggak merugikan, karena adanya pilihan tarif sesuai jarak tempuh yang lebih hemat dan masuk akal, sekaligus hemat tenaga. Hidup jadi anak kos berat, men, kalau bisa dijalani tanpa capek, kenapa harus capek-capek?

7. Belajar menjaga kesehatan dan keamanan diri sendiri

Kalau kamu punya teman sekamar, bagus buat kamu karena kamu bakal bisa saling menjaga. Namun, kalau kamu serba sendirian dan independen gitu, maka kamu harus belajar menjaga kesehatan kamu setiap hari dan keamanan diri kamu sendiri.

Hayo, sesiap apa kamu buat nge-kos sendiri?